Satu Tahun di Pontianak

Sudah lebih dari satu tahun saya bekerja di Pontianak. Kalau dibilang tidak terasa, ya, terasa juga. Dibilang terasa, kok tahu-tahu saya sudah satu tahun lebih di kota ini. He he he. Kalau ditanya betah atau tidak betah, saya pun tidak dapat menjawab pertanyaan ini. Dibilang betah, ya, betah, dibilang tidak betah, ya, tidak betah. He he he. Tetapi kota ini mengajarkan saya berbagai macam hal. Banyak hal yang dapat saya pelajari di kota ini. Namun, sepertinya pelajaran-pelajaran itu untuk konsumsi pribadi saya saja deh. He he he. Saya sangat bersyukur dapat tinggal dan bekerja di Pontianak.

Bekerja di perusahaan yang namanya cukup diakui di Indonesia memang menjadi kebanggan tersendiri bagi hampir seluruh karyawan perusahaan itu, termasuk saya. Tidak dapat dipungkiri bahwa bekerja di PT. Astra International, Tbk. - Honda - yang lebih dikenal dengan nama HSO atau Astra Motor - memang menjadi kebanggaan tersendiri. Di perusahaan ini juga saya mendapatkan banyak hal yang baru, yang tidak saya dapatkan sebelumnya, khususnya dibidang marketing. Maklum, saya tidak tahu menahu tentang dunia marketing karena background pendidikan saya adalah IT. Dunia marketing memang menarik dan memberikan tantangan tersendiri untuk menaklukannya. Satu hal lagi, di perusahaan ini saya juga belajar tentang seluk beluk sepeda motor Honda khususnya spare part, karena saya bekerja di departemen ini. Namun sayang, kemungkinan belajar saya di perusahaan ini harus berakhir sebentar lagi. Karena satu dan lain hal yang tidak dapat saya sebutkan di sini, saya akan pulang ke Yogyakarta, tempat saya lahir dan dibesarkan. Padahal, saya merasa banyak hal yang belum dapat saya pahami dan hal itu tentu sangat menarik untuk dipelajari. Tetapi, keputusan tetaplah keputusan. Mungkin, bagi saya inilah yang terbaik.

Di sisi lain, di HSO Pontianak tempat saya bekerja juga memberikan teman-teman yang sangat luar biasa. Saya merasakan hal itu sekarang. Berat sekali rasanya meninggalkan teman-teman yang seperti itu. Tetapi, setiap pesta pasti selalu ada akhirnya. Pilihannya hanyalah dua, pulang bersama-sama atau pulang sendiri. Saya memilih untuk pulang sendiri. Namun, ini semua menjadi kenangan yang tidak terlupakan dalam hidup saya. Hidup merantau tanpa keluarga seorangpun, kemudian mendapatkan keluarga baru di sini. Rencana Tuhan memang tidak pernah dimengerti, tetapi saya percaya pastilah itu yang terbaik. Dan, saya mengalaminya sendiri saat ini.

Live our life. Rejoice Evermore!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengambil File di Folder Cache Google Chrome Browser pada Windows XP

Cara Membuka File Laporan SPT Tahunan dengan Ekstensi XFDL

Apartemen Murah di Singapura

OSPOS: Aplikasi Kasir Gratis Berbasis Open Source untuk UMKM

Cara Attach File pada File PDF

Cozy Copy 24: Sarana Mencetak yang Murah dan Sewaktu-waktu

Masalah OS Mikrotik Versi 5.11 pada RB450G

"Waiting to Join" BBM Grup yang Mengganggu

Hati-hati dalam Menggunakan Software Pembagi Partisi

70 tahun Indonesia Merdeka